Sunday, March 1, 2009

Perbedaan teknik analog dan teknik digital

Banyak sekali perbedaan antara fotografi digital dan fotografi film (analog). Pertama-tama terdapat perbedaan yang sangat besar pada teknik perekaman gambarnya (image recording). Film menggunakan teknologi kimia, sedangkan digital menggunakan teknologi elektronika. Dengan demikian terjadi perpindahan teknologi kerja secara menyeluruh.Hal ini juga membawa dampak besar pada aspek kreatifnya, misalnya komposisi perannya berkurang, peranan yang lebih besar saat ini adalah bagaimana kita mengembangkan desain dan ide (gagasan) untuk sebuah tampilan gambar.
Apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan gambar yang kita inginkan ? Gambar digital adalah gambar langsung jadi (instan), kita bisa mengevaluasi dan menyempurnakannya saat itu juga. Hal ini membawa perubahan yang sangat besar pada prosedure kerja kreatif.
Selain kamera dan teknik pemotretannya, kita juga bisa mengolah gambar dengan komputer, kita bisa menyempurnakan tampilan gambar, atau merobah total bentuk, warna maupun membuat gabungan beberapa gambar. Akibatnya kreatifitas dengan sistem elektronik menjadi tak terbatas.
Perdebatan antara kamera single lens reflex (SLR) analog dan digital SLR selalu menjadi topik yang tidak akan ada habisnya. Baik kamera digital maupun analog memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keduanya pun memiliki penggemarnya masing-masing.
Memotret dengan kamera analog secara teknik fotografi tidaklah jauh berbeda. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi, kamera digital semakin canggih. Kamera digital memiliki feature manual yang sama seperti kamera analog SLR. Tetapi di dalamnya keduanya berbeda.
Dalam hal mengumpulkan dan memfokuskan cahaya, analog dan digital hampir identik. Keduanya harus menerima jumlah cahaya yang sesuai dalam waktu yang tepat. Kemudian memfokuskan objek yang membutuhkan pengaturan kombinasi antara shutter speed (kecepatan rana), aperture (diafragma), lensa dan kepekaan cahaya (ASA).
Pada kamera analog shutter speed mengatur durasi penerimaan cahaya yang masuk. Jika cahaya yang masuk ke kamera terlalu lama, gambar menjadi over-exposure (menghasilkan foto terlalu terang). Jika waktu bukaan terlalu pendek, foto yang dihasilkan bisa menjadi underexposure (terlalu gelap). Pada kamera digital terdapat teknologi dengan mekanikal shutter untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih tinggi.
Pengaturan aperture pada analog berfungsi dengan memperlebar atau mempersempit iris menentukan level cahaya yang masuk. Jika aperture kecil maka cahaya yang masuk sedikit sehingga film tidak overexposure. Sedangkan camera digital memiliki bukaan mekanikal untuk menyesuaikan dengan ukuran iris. Pengaturan lensa pada kamera analog harus memfokuskan lensa pada posisi yang benar. Pada kamera digital dapat mengesampingkan posisi fix fokus.
ASA pada kamera analog menentukan kesensitifan film pada cahaya. Semakin sensitif film maka semakin cepat film menangkap cahaya. Kamera digital memiliki sensor citra mengatur kesensitifan cahaya dengan sistem komputer yang dapat meningkatkan kualitas gambar dengan menghapus blur sehingga meninggikan atau menurunkan cahaya yang terekam pada sensor citra.
Semua fungsi ini pada kamera analog kombinasi semua ini harus dilakukan secara manual. Pada kamera digital, pengaturan bisa sepenuhnya otomatis. Akan tetapi, profesional kamera digital didesain untuk memungkinkan pengaturan shutter speed, aperture dan fokus secara manual.
Dalam menangkap cahaya, analog menggunakan dua jenis film yaitu film hitam-putih dan warna. Proses pencucian dan pencetakan film menerjemahkan objek yang terekam menjadi sebuah karya foto. Film warna memiliki tiga layar imulsi, setiapnya bereaksi pada warna utama yaitu merah, hijau dan biru. Hasil percampuran ketiga warna tersebut cetakan mendekati warna cahaya sesungguhnya yang mengenai film.
Sensor citra pada kamera digital dibuat dengan ribuan photosites yang mengubah energi cahaya menjadi informasi digital. Dengan mengkombinasikan informasi tentang warna-warna dan intensitas, kamera menetapkan warna spesifik pada setiap pixel.
Menguji Kreativitas
Setting kamera terutama pengkombinasi antara kecepatan rana, diafragma, lensa dan ASA membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus fotografi. Namun, sekarang dengan teknologi digital, kecanggihan kamera memungkinkan pengkombinasian semua feature dilakukan secara otomatis. Teknologi memudahkan kegiatan pemotretan, fotografer tidak lagi kerepotan mengatur setting shutter speed dan aperture. Saat ini, berbekal dengan sebuah kamera digital seseorang yang awam fotografi dapat menghasilkan foto yang bagus.
Kamera digital jauh lebih praktis dan ongkos produksi lebih murah. Fotografer tidak perlu membeli film setiap ingin memotret, foto sudah terekam dalam memori kamera. Proses produksi pun jauh lebih cepat karena foto tidak perlu dicuci cetak. Hasil karya pemotretan kamera digital bahkan mengalahkan kamera analog.
Menurut beberapa fotografer teknik menggunakan kamera digital dengan setting manual secara teknik pemotretan tidaklah jauh berbeda. Dari segi seni fotografinya pun hampir sama. Kekurangan kamera digital saat ini adalah ia tidak memiliki fasilitas multi exposure yaitu memotret berkali-kali dalam satu frame.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan produksi kamera digital yang semakin meningkat dengan harga yang terjangkau, pengguna kamera analog mulai beralih ke kamera digital.
Wartawan yang lebih memilih kamera digital karena sesuai dengan profesinya sebagai wartawan yang membutuhkan kecepatan. Kamera analog harus melewati proses cuci cetak sedangkan pada kamera digital, hasil pemotretan dapat langsung diketahui dari layar kamera.
"Dengan kamera digital kita bisa langsung melihat foto apakah under atau over exposure jadi bisa langsung di-setting ulang, kalau kamera analog kita tidak bisa lihat hasilnya,"
Namun di kalangan fotografer profesional, menggunakan kamera analog memiliki keasyikan dan kenikmatan tersendiri ketika proses pemotretan. Memotret dengan menggunakan kamera analog memiliki tantangan tersendiri. Seorang fotografer harus memiliki daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi.
Berbeda dengan kamera digital yang sudah langsung diketahui hasilnya. Memotret suatu momen menggunakan kamera analog tidak ada namanya kesempatan kedua. Kesalahan pemotretan baru diketahui setelah film dicetak. Fotografer harus mendapatkan foto yang menarik dengan momen yang pas, pencahayaan yang oke. Pengaturan diafragma dan kecepatan rana haruslah akurat.
Ketika memotret seorang fotografer harus mampu menggambarkan objek yang akan difoto dalam pikiran sebelum menekan tombol pelepas rana. Ia harus mampu memikirkan komposisi pencahayaan dan objek yang akan difoto. Hal itu tentu saja menuntut kepekaan dalam memotret agar membidik tidak asal-asalan untuk mendapatkan hasil foto yang terbaik.
Namun menurut beberapa fotografer lainny menggunakan analog lebih mengasyikkan. Hal itu dikarenakan menggunakan kamera analog bisa lebih bereksperimen dengan kondisi yang tidak terduga. Sedangkan hasil foto digital bisa diperbaiki atau diedit dengan program foto di komputer sehingga hasil foto jauh lebih bagus.
Terlepas dari semua perdebatan tersebut, penggunaan kamera digital dan analog adalah suatu pilihan. Setiap kamera menuntut kreativitas dan keahlian tersendiri. Semua kembali pada manfaat penggunaannya dan pilihan pengguna

No comments:

Post a Comment

Recent News

Etiketler

Labels